
Pepatah lama mengatakan ‘tiada keberhasilan tanpa adanya perjuangan”. Setiap hal baik yang kita usahakan dalam hidup pastilah membutuhkan perjuangan, termasuk dalam hal menyusui. Keberhasilan saya dalam menjalani asi eksklusif untuk anak saya Naoki bukan saya jalani tanpa perjuangan dan kendala. Banyak sekali kendala yang saya alami selama proses asi eksklusif (ASIX). Salah satu kendala cukup besar yang pernah saya alami yaitu ketika naoki mengalami bingung puting. Bingung Putting ini hampir saja membuat saya menyerah memberikan ASIX.
Saat itu usia Naoki masih 4 bulan yang artinya jika bingung puting ini tidak teratasi makan asi eksklusif akan gagal total. Namun ternyata Allah masih memberi saya jalan mengatasi masalah bingung puting ini. Bagaimana cara saya mengatasinya? Mari kita bahas dari awal karena sebelum lebih dalam membahas bagaimana akhirnya saya dapat menangani bingung puting, ada baiknya kita kenali dahulu apa itu bingung puting.
Bingung puting atau nipple confusion adalah Kondisi bayi yang menolak untuk menyusu langsung dari payudara ibu. Istilah ini banyak dipakai oleh pakar laktasi untuk para bayi yang lebih rewel saat menyusu dan menolak menyusu langsung dari payudara.
Dalam kasus saya saat itu ketika Naoki lapar seperti biasa saya langsung menggendong dan menyusui, tiba- tiba ia langsung menolak menyusu, saya coba lagi beberapa kali dia terus menolak dan lama- lama justru menangis keras. Namun ketika saya ganti dengan dot dia mau menghisap dengan lahap. Kemudian jika saya ganti dengan menyusui lagi maka dia akan kembali menolak dan menangis. Awalnya saya tidak menyadari dia terkena bingung ptting namun sampai beberapa hari kejadian ini terus berlangsung, saya mulai curiga ada masalah. Saya coba browsing di internet baru kemudian menyadari bahwa apa yang terjadi pada Naoki disebut dengan bingung puting.
Bingung puting terdengar seperti masalah sepele, anak hanya tidak mau menyusu langsung dan lebih nyaman menggunakan dot, Tapi jika dibiarkan dampaknya bisa berkepanjangan. Jika anak terus dibiarkan tidak menyusu langsung maka payudara tidak akan mendapat rangsangan hisap. Padahal hisapan bayi dapat meningkatkan produksi asi. Payudara yang tidak mendapat rangsangan hisap, lama-lama produksi asinya akan berkurang dan akibat paling fatal adalah produksi asi akan berhenti. Jika produksi asi berhenti, artinya proses pemberian asi eksklusif akan gagal. Tentu saya tidak ingin hal ini terjadi, saya ingin menyelesaikan asi eksklusif untuk naoki mininal 6 bulan dan kemudian diteruskan hingga 2 tahun.
Pada kasus saya ini, penyebab bingung puting adalah karena Naoki saya biarkan terlalu lama menggunakan dot daripada menyusu langsung. Meskipun saya sudah menggunaan dot merk premium yang katanya didesain sangat mirip dengan puting ibu sehingga bisa mengurangi resiko bayi bingung puting, tapi ternyata semirip apapun desainnya bukan menjadi jaminan karena dot merupakan ciptaan manusia yang tentu saja tidak akan menyamai ciptaan yang Maha Kuasa (payudara ibu).
Penyebab kenapa Naoki bisa lebih lama menggunakan dot dibanding menyusu langsung adalah karena saat itu beberapa hari saya terpaksa pulang bekerja agak telat karena diharuskan lembur. Sepulang kerja biasanya saya langsung pegang Naoki, tapi beberapa hari itu tidak, saya agak kelelahan, suami meminta saya tidur lebih awal supaya tidak kecapean dan sakit, Naoki dijaga oleh suami dan nenek lalu jika ia lapar menyusu masih menggunakan dot. Namun pada akhirnya saya justru sakit dan harus bedrest,sehingga saya semakin jarang meyusui langsung .Hal Ini berlangsung beberapa hari hingga pada akhirnya Naoki lebih nyaman menggunakan dot.
Setelah mengetahui penyebab bingung puting pada Naoki lalu bagaimana cara saya menangani masalah ini? Berikut ini langkah-langkah yang saya lakukan :
- Segera mencari tahu penanganan awal pada bingung puting
Saat saya menyadari bahwa Naoki sedang terkena bingung puting, saat itu juga saya juga mulai browsing tentang bagaimana cara menanganinya. Saya mulai membaca artikel dari internet, dari buku serta membaca milis-milis ibu menyusui. Salah satu cara penanganannya adalah benar-benar memisahkan anak dari dot dan mulai mengenalkan kembali menyusui langsung melalui payudara. Cara ini kemudian saya sebut dengan terapi pisah dot
- Menguatkan mental
Ada perasaan seperti patah hati ketika melihat anak menolak berada dipelukan sambil disusui, padahal sebelumnya menyusui adalah hal yang paling bisa membuat dia tenang dan nyaman. Selain itu sebagai ibu pasti kita selalu ingin anak bisa dekat dengan kita. Salah satu cara supaya tetap dekat dengan anak adalah melalui bonding menyusui. Jika menyusui saja selalu ditolak lalu bagaimana bonding ini akan tercipta ? perasaan takut dan sedih inilah yang menjadi salah satu kendala, membuat mental saya down.Mental down ini harus segera saya atasi dan saya kelola dengan baik supaya saya bisa lebih kuat menghadapi penolakan dan lebih kuat melihat naoki menagis selama menjalani terapi pisah dot.
- Menjalani terapi pisah dot
Cara saya memisahkan dot dari naoki yaitu yang pertama dengan memberi asi mengunakan cup feeder dan sendok, langsung disuapkan ke mulut naoki, menurut info yang saya baca cup feeder dan sendok adalah salah satu media pemberian asi perah yang bisa meminimalisir terjadinya bingung puting. Tapi ternyata tidak berhasil, naoki justru sering tersedak atau disembur keluar. Setelah cara pertama tidak berhasil yang saya lakukan selanjutnya adalah melakukan selang seling dot dan menyusui langsung. Biasanya saat naoki mulai menyusu lama-lama dia akan tertidur, awalnya saya beri dot dulu ketika dia sudah mulai tertidur saya dorongkan puting ke mulutnya, dalam kondisi setengah tertidur itu dia tidak sadar sedang menyusu langsung. Sekitarb3 hari cara ini terus saya lakukan hingga pada akhirnya naoki sudah mulai nyaman kembali menyusu langsung.
- Mengubah pola waktu menyusu untuk mencegah bingung puttng kembali terjadi
Berbekal pengalaman diatas, untuk meghindari terjadi kembali saya akhirnya mengubah pola waktu menyusu. Pola waktu Naoki menyusu langsung harus jauh lebih banyak dibanding jam dia menggunakan dot. Jika saya meninggalkan dia bekerja 8 jam sehari maka hanya itulah waktu dia menggunakan dot, sisanya 16 jam harus menyusu langsung. Sebisa mungkin saya menyelesaikan pekerjaan tanpa perlu lembur. Jikapun harus lembur, pekerjaan bisa saya bawa kerumah supaya Naoki bisa tetap menyusu langsung sesuai jadwal, atau jika saya terpaksa lembur saat weekend saya bawa Naoki ke kantor bersama ayahnya. Dengan pola pengaturan waktu diatas pada akhirnya saya dan Naoki bisa lulus asi ekskusif selama 6 bulan bahkan saya teruskan hingga hari ini .
Demikian cerita saya menangani dan mencegah bingung puting yang pernah dialami Naoki. Penuh perjuangan namun perjuangan itu sangat manis jika diingat kembali. Semoga cerita pengalaman saya ini bisa membantu ibu-ibu yang sedang mengalami masalah yang sama. Oh iyaa…saya bukan anti susu formula tapi alhamdulillah saya diberi rezeki asi yang cukup untuk anak dan saya merasakan manfaat luarbiasa dari ASI untuk kesehatan anak saya. Jadi selama saya bisa memberikan yang terbaik kenapa tidak dicoba diperjuangkan. Selamat berjuang ibu.