Perawatan di rumah untuk mengatasi diare pada anak

diare anak
Sumber gambar : shutterstock.com

Haiiiiii bunda, adakah anaknya yang pernah terserang diare? Rata-rata mungkin pernah ya. Memang  penyakit pencernaan   ini adalah salah satu langganan sakit bagi anak anak. Nah  kesempatan kali ini saya mau berbagi sedikit tips perawatan di rumah yang sering saya lakukan untuk mengatasi diare pada anak saya Naoki. Namun sebelum sharing tentang tipsnya,  saya mau becerita dulu riwayat sakit diare yang pernah menyerang naoki dan bagaimana akhirnya saya memilih untuk  melakukan perawatan di rumah dulu sebelum membawanya ke dokter.

Riwayat sakit diare Naoki

Sejak bayi hingga berusia 3 tahun saat ini Naoki terhitung pernah sebanyak 3 kali mengalami diare. Yang pertama adalah saat berusia 5 bulan. Jam 2 malam tiba-tiba muntah berkali kali, karena saat itu saya masih ibu baru yang belum punya banyak pengalaman menangani sakit anak tentu saya sangat panik, apalagi baru pertama kali ini Naoki mengalami muntah seperti ini.

Singkat cerita akhirnya saya dan suami segera membawa Naoki ke IGD. Setelah diperiksa oleh dokter ternyata Naoki mengalami gangguan pencernaan alias diare. Penyebabnya bakteri pada botol susu yang kurang steril. Saran  dari dokter sebenarnya Naoki tidak perlu di opname, dokter menyarankan untuk pulang dulu dan meminum obat. Tapi sungguh dulu karena terlalu panik baru pertama kali anak sakit diare dan saya juga  bingung harus bagaimana merawat dia di rumah dengan kondisi dia muntah-muntah seperti itu. Karena rasa panik ini saya akhirnya memilih untuk diopname saja.

Naoki akhirnya diopname selama kurang lebih 4 hari di RS. Tapi selama 4 hari dirawat ini hati malah makin ga tega. Melihat dia nangis menjerit-jerit saat dipasang infus, melihat dia harus ganti posisi infus  hingga 3 kali karena terus terlepas,  saking dia terlalu aktif bergerak. Dari tangan kanan, tangan  kiki sampai pindah ke kaki.

Pengalaman dan rasa tidak  tega  ini membuat saya  jadi ingin belajar bagaimana melakukan perawatan di rumah saat anak diare. Sehingga tidak perlu buru-buru di bawa ke dokter.

Kali kedua  dan ketiga   Naoki mengalami diare adalah saat berusia 1  dan 2 tahun, untuk yang ke 2 dan 3 ini alhamdulillah saya sudah bisa merawat sendiri di rumah dan sembuh tanpa perlu obat dari dokter. Cara saya merawat di rumah ini yang kali ini akan saya bagikan di blog. Simak ya

Perawatan di rumah untuk  mengatasi diare anak

  1. Memberi asi dan air putih sebanyak-banyaknya

Pada saat Naoki mengalami diare dan di rawat di RS, karena naoki masih berusia 5 bulan dan belum makan MPASI maka dokter menyarankan untuk sering menyusui. Karena Anak yang mengalami diare biasanya tubuhnya akan lemas, karena banyak cairan tubuh yang keluar bersama tinja. Untuk menjaga agar anak tidak dehidrasi disarankan untuk memberi asi sebanyak-banyaknya terutama untuk bayi dibawah 6 bulan.

Pada saat usia Naoki sudah lebih besar yaitu usia diatas 6 bulan, saat 2 kali mengalami diare selain ASI saya juga sering memberi minum air putih. Biasanya anak yang mengalami diare akan menolak makan dan minum karena perutnya terasa sakit dan tidak nyaman. Pemberian air putih ini sedikit demi sedikit saja  menggunakan sendok agar anak tidak semakin rewel.

  1. Memberikan oralit atau cairan elektrolit khusus anak

Sayangnya untuk diare akut dimana anak BAB lebih dari 4 kali dalam sehari atau muntah hingga berkali kali maka  memberi asi atau air putih saja tidak cukup, karena tidak bisa mengantikan banyaknya cairan tubuh yang hilang. Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang saya memberikan oralit,. Oralit adalah larutan yang berfungsi menggatikan cairan elektrolit dalam tubuh yang terdehidrasi akibat diare atau muntah-muntah.

Oralit ini bisa Bunda buat sendiri dengan membuat larutan berisi 1 liter air matang ( setara dengan 5 gelas air), setengah sendok teh garam dan 8 sendok teh gula pasir. Masukan semua bahan hingga tercampur. Lalu berikan ke anak secara berkala terutama setelah dia buang air besar.

Namun jika dirasa terlalu repot membuat cairan oralit sendiri Bunda bisa membeli oralit atau cairan elektrolit siap pakai di apotek, contohnya seperti dibawah ini.

IMG_20191021_093715
Cairan Elektrolit siap pakai (sumber gambar : koleksi pribadi)

Sayangnya oralit ini rasanya kurang disukai anak- anak termasuk Naoki, karena rasanya cenderung asin. Biasanya anak akan menolak jadi bunda harus ekstra sabar saat memberikan ke anak.

  1. Memberi LACTO-B

Jika penyebab diare pada anak adalah bakteri, efek antibiotik, atau intoleran lactosa (alergi laktosa dalam susu sapi) . Seperti yang dialami Naoki saat usia 5 bulan yaitu bakteri pada botol susu yang kurang steril . Maka bunda bisa memberikan LACTO-B. Lacto B  adalah sebuah suplemen yang mengandung probiotik. Probiotik yang terkandung dalam Lacto merupakan galur flora usus normal yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa spesies bakteri patogen atau bakteri yang merugikan sistem pencernaan.

Tampilan kemasan Lacto B seperti pada gambar berikut :

IMG20191021100155 (1)
Enter a caption

Lacto B dapat di beli di apotek terdekat. Rasanyapun enak bagi anak-anak . Cara penyajiannya bisa dilarutkan dalam air atau makanan.

  1. Tetap memberikan makanan saat diare

Meskipun saat diare umumnya anak akan menolak makan namun anak tetap perlu terus mendapat asupan nutrisi agar tidak semakin lemas dan dehidrasi.  Namun jenis makanan yang diberikan ke anak tidak bisa sembarangan. Karena jika salah memberikan makanan maka akan beresiko semakin membuat diare menjadi semakin parah.

Berikut ini beberapa jenis makanan yang bisa diberikan :

  • Nasi, Sereal, Roti
  • Telur matang
  • Sup
  • Kentang lumat atau panggang
  • Daging sapi, ayam dan ikan yang dipanggang
  • Sayuran seperti wortel atau buncis namun harus dipastikan sudah dimasak hingga matang

Pastikan makanan yang disajikan tersebut  terjamin kebersihannya.

Sedangkan beberapa  makanan yang perlu dihindari selama anak masih diare adalah makanan yang digoreng, makanan berminyak, makanan cepat saji, dan kue-kue kering.  Hindari pula beberapa jenis sayuran dan buah-buahan yang dapat memicu produksi gas seperti  brokoli, kol, apel.

Kapan harus membawa anak ke dokter?

Yang perlu dilakukan orangtua ketika anak mengalami diare adalah jangan panik, lalukan beberapa langkah pertolongan diatas dan terus observasi apakah ada tanda tanda anak mengalami dehidrasi. Jika anak menolak makan dan minum sama sekali  dan menunjukan tanda tanda dehidrasi maka Bunda segera membawa anak ke dokter untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.

Tanda dehidrasi pada anak

Dehidrasi adalah satu kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan banyak sekali cairan tubuh. Jika tidak ditangani dengan segera akan berakibat pada dehidrasi berat yang akan membahayakan seperti kejang-kejang, kerusakan otak bahkan kematian. Oleh karenanya agar anak tidak sampai mengalami dehidrasi akut saat diare Bunda perlu mengenali tanda-tanda dehidrasi  yang gejalanya antara lain:

  • Mulut kering
  • Buang air kecil sedikit atau urine berwarna gelap
  • Sedikit atau tidak ada airmata saat menangis
  • Lemas
  • Kulit kering dan ujung-ujung jari teraba dingin

Jika anak menunjukan gejala demikian makan sebaiknnya Bunda segera membawa anak ke dokter.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *