Langkah bijak menghadapi anak tantrum tanpa ikut jadi tantrum

anak tantrum
Pic Source : pixabay.com

Anak tantrum sepertinya adalah masalah semua ibu yang sedang memiliki anak usia 2 tahun ke atas, sayapun dulu pernah mengalami masa-masa ini. Naoki yang usia 1 tahunan sangat nice, penurut, kooperatif. Tiba-tiba menjadi anak yang super ngeyel, apa yang dia minta harus dituruti, sebentar-sebentar nangis dan seringnya berujung tantrum hebat . Saya paham sebenarnya dia sedang mengalami apa yang disebut dengan masa terrible two. Tapi tetap saja ketika melihat naoki susah diatur, nangis merengek-merengek apalagi saat saya sedang capek atau banyak kerjaan kadang jadi ikut tersulut emosi juga. Saya kadang jadi ikut membentak, atau berbalik marah saat naoki tantrum. Meskpiun pada akhirnya setelah marah saya benar-benar menyesal, minta maaf dan janji tidak akan mengulangi lagi. Tapi janji tinggal janji, besoknya kalau dia marah saya emosi lagi. Saya pikir sampai kapan saya akan seperti ini? Gimana caranya ya supaya saat anak tantrum saya bisa tetap calm? Ga mudah tersulut emosi. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari tahu, belajar dari buku dan ikut seminar parenting.

Dan ternyata bisa lho buibuk, Ternyata saya sebagai orangtua bisa menghadapi anak tantrum tanpa ikut terpancing emosi tanpa jadi berbalik marah.Di sharing #tipsparenting kali ini,saya mau berbagi gimana caranya menghadapi anak tantrum tanpa ikut terbawa emosi, tips ini terdiri dari 6 langkah dan 1 tips pencegahan. Sejauh ini langkah-langkah tersebut sudah saya praktekan dan alhamdulillah sangat berhasil membantu saya stay cool and calm pas anak sedang tantrum. Yuk simak langkah-langkahnya :

  1. Pahami perkembangan emosi anak yang belum stabil

Sebelum memulai untuk belajar meregulasi atau mengelola emosi  diri agar ga ikut terbawa emosi saat anak sedang tantrum sebaiknya sebagai orangtua perlu memahami fase perkembangan emosi anak. Ketika orangtua sebaiknya sudah paham bahwa anak tantrum adalah bagian dari cara dia mengekspresikan emosinya yang belum stabil,   maka haparannya orangtua bisa lebih maklum dan lebih bisa memahami kondisi anak dan tidak ikut terbawa emosi.

Bagaimana caranya orangtua bisa memahami fase perkembangan emosi anak bisa dibaca disini (Memahami gejolak emosi anak usia toddler).

  1. Ambil jeda dan tenangkan diri

Penyebab naoki tantrum biasanya karena sedang ngantuk tapi masih kekeuh mau bermain. Diajak tidur tapi menolak, ingin bermain tapi uring-uringan. Cepat kesal, segala hal yang dilakukan pasti salah dan ujung-ujungnya meledak tantrum. Bisa juga penyebabnya karena kekeuh mau sesuatu tapi tidak saya perbolehkan, misalnya minta minum susu padahal sudah jam makan siang. Dia kekeuh minta dan saya pun kekeuh tidak boleh ,akhirnya berlanjut dengan nangis melengking tajam lalu tantrum.

Kalau sudah kondisi seperti ini biasanya saya langsung ambil jeda, saya tarik diri untuk masuk ke RUANG NAFAS, caranya dengan menarik nafas panjang lalu istigfar sambil ngerecall pemahaman bahwa saya yang harus mengerti kondisi anak.

Kira-kira contohnya seperti ini :

  • Tarik nafas panjang, lalu keluarkan pelan-pelan
  • Tenangkan diri dengan istigfar “astagfirullah..astagfirullah” sambil mendekap dada pakai dua tangan
  • Sembari masih istigfar dan mendekap dada, saya tanamkan afirmasi posifif dalam pikiran “ saya harus tenang, dia masih anak kecil yang belum stabil emosinya, sayang yang sudah dewasa, saya yang harus bisa memahami dan  harus tenang untuk bantu dia menstabilkan emosinya”

Lalukan 3 hal diatas sampai diri bunda tenang, ketenangan kita ini penting banget agar nanti saat membantu menenangkan anak, anak juga bisa menyerap ketenangan dari diri bunda.

  1. Bantu tenangkan anak lewat pelukan dan kalimat positif

Setelah diri bunda tenang, lalu bantu menenangkan anak dengan dipeluk atau diusap-usap punggungnya. Sambil diberi afrimasi posifif juga dengan kata-kata :  “sabaar nak sabaar”, ucapkan pelan dan selembut mungkin. Energi positif lewat kalimat yang lembut akan membantu anak menurukan lonjakan emosinya dan bisa kembali tenang. Semakin bunda tenang,  anak akan semakin cepat menurunkan lonjakan emosinya.

Satu catatan lagi, di langkah ke 3 ini sebaiknya jangan ucapkan kata atau kalimat yang berusaha membuat anak berhenti menangis, misalnya “Cup, cup udah dong nangisnya”. Saya yakin kalau dengan kalimat seperti ini anak bukannya nurut tapi justru makin susah berhenti. Kenapa? karena difase ini anak sedang berusaha membebaskan emosi negatifnya, Jika kita minta berhenti justru akan membuat anak menahan emosi negatif dalam diri. Emosi negatif yang terus tertahan tentu saja kurang baik untuk perkembangan emosinya. Ditahap ini bunda benar-benar perlu sabar menunggu hingga anak berhenti menangis dan kembali tenang dengan sendirinya.

  1. Jika kepancing emosi, tinggalkan anak dulu

Pada beberapa kondisi cara nomor 3 tadi bisa jadi kurang berhasil, terutama pada anak dengan tempramen kuat seperti naoki. Kadang ketika dipeluk malah meronta, nangisnya semakin menjadi-jadi atau kadang berlanjut guling-guling dilantai. Melihat anak seperti ini akan mudah buat saya untuk kepancing emosi, jadi supaya tidak kepancing biasanya saya pindahkan naoki ke kamar, biarkan dia nangis di kasur supaya aman lalu saya bilang “Naoki boleh selesain dulu marahnya, ibuk tunggu diluar ya” lalu saya keluar kamar untuk kembali menenangkan diri sambil menunggu naoki selesai dengan tantrumnya.

  1. Kembali ketika anak sudah tenang

Naoki nangis dikamar biasanya berlangsung tidak terlalu lama, ini fase dimana tantrumnya akan berhenti dengan sendirinya. Ketika sudah tenang saya masuk kembali ke kamar, saya peluk erat sekali. Setelah naoki sudah benar-benar tenang lalu saya tawarkan air minum karena sehabis tantrum biasanya anak jadi capek  dan haus. Dilangkah ke 5 ini bunda sudah berhasil menangani anak tantrum tanpa ikut emosi kan? anak sudah selesai tantrum dan bunda berhasil stay cool and calm,alhamdulillah 🙂  tapi masih ada 1 langkah lagi yaitu no 6, simak dibawah ini.

  1. Gali perasaan anak dan beri nasehat setelah anak benar-benar sudah tenang

Beberapa jam setelah anak selesai tantrum atau malamnya sebelum tidur biasanya saya gali perasaan naoki, saya tanya “kenapa naoki tadi nangis siang? Naoki mau susu ya, tapi ga di kasih sama ibu jadinya marah ya? , biasanya naoki akan jawab  “iya” . Setelah itu baru saya selipkan nasehat  “ tadi ibu ga ngasih susu karena sudah waktunya jam makan siang nak, kalau minum susu nanti kenyang jadi ga ba bisa makan lagi karena perutnya penuh”. Dengan begini anak akan paham alasan kenapa bunda tidak menuruti keinginannya, bunda melarang bukan karena bunda tidak sayang tapi untuk memberi pemahamanan bahwa  anak juga perlu belajar tentang rasa kecewa, tidak semua hal yang ia inginkan harus dipenuhi.

  1. Pencegahan agar tantrum tidak sering terjadi

Tantrum itu sebenarnya bisa dicegah asal bunda pandai mengamati penyebab kenapa anak sering tantrum lalu lakukan tindakan pencegahan. Misalnya untuk anak saya naoki, penyebab tantrum itu biasanya karena lapar atau ngantuk. Contohnya naoki akan mudah tantrum di sore hari kalau dia tidak tidur siang,maka tidur siang jadi hal wajib untuk naoki untuk menjaga kestabilan moodnya. Atau misalnya jika sedang pergi keluar rumah untuk bermain di Mall, ketika naoki sudah mulai uring-uringan tandanya dia lapar atau ngantuk, maka segera saya ajak makan dan istirahat sebentar baru lanjut bermain atau belanja lagi. Jangan memaksakan diri tetep jalan-jalan atau belanja karena resiko anak akan mengalami tantrum akan semakin besar. Tantrum bisa juga penyebabnya karena anak kurang perhatian orangtua, biasanya dialami oleh orangtua yang sibuk entah sibuk karena pekerjaan atau sibuk dengan gadget .Anak yang kurang perhatian biasanya sering melakukan “seeking attention” atau mencari perhatian orangtunya,salah satu caranya adalah melalui rewel dan berujung tantrum.

Jadi itulah 7 langkah yang biasanya saya praktikan ketika naoki sedang tantrum.Alhamdulillah selalu berhasil membantu saya jadi lebih sabar dan tidak terpancing emosi  ketika anak sedang super rewel dan tantrum. Semoga bisa juga dipraktekan bunda di rumah ya. Selamat mencoba.

0 thoughts on “Langkah bijak menghadapi anak tantrum tanpa ikut jadi tantrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *